Batik merupakan salah satu warisan budaya yang telah diakui oleh dunia. Batik dengan motifnya yang kaya dan beragam mencerminkan kearifan lokal dan nilai-nilai kehidupan. Sama seperti di Kota Solo, Batik juga terkenal di Kota Jogja.
Walaupun batik Solo dan batik Jogja sekilas terlihat mirip, namun kedua batik tersebut ternyata memiliki perbedaan. Bagi penggemar kain batik perlu tahu perbedaan batik Solo dengan Batik Jogja. Berikut ini adalah perbedaan batik Solo dan batik Jogja.
- Warna
Perbedaan kain batik Solo dan batik Jogja dapat terlihat dari bagian warnanya. Batik Jogja berwarna coklat gelap, sedangkan batik Solo berwarna coklat kekuningan. Dikutip dari laman Suara, batik Solo identik dengan lebih cokelat mirip warna tanah, sedangkan batik Jogja lebih dominan latar putih. Selain itu, warna “sogan” mengacu pada warna merah/coklat pada batik, yang berasal dari pohon pewarna alami untuk batik.
- Makna
Warna dasar putih pada batik Jogja, melambangkan kebersihan, kerendahan hati, kesucian, ketenangan hati dan pikiran, serta sifat-sifat memaafkan. Sedangkan, pada batik Solo dengan warna yang cenderung lebih gelap, bermakna sifat-sifat kesederhanaan dan sifat yang tidak menyombongkan diri.
- Motif
Batik Jogja memiliki motif dengan pola besar dan garis tegas. Untuk motif batik Solo memiliki garis yang halus dan pola yang kecil, namun motifnya tetap menonjolkan detail. Dikutip dari laman Batik tulis, berikut ini adalah beberapa motif pada batik Jogja dan maknanya.
- Motif Kawung
Motif kawung memiliki bentuk 4 lingkaran atau berbentuk elips yang mengelilingi lingkaran kecil sebagai pusat, dengan susunan memanjang menurut garis diagonal miring ke kiri atau ke kanan berselang-seling. Melambangkan 4 arah angin atau sumber tenaga yang mengelilingi yang berporos pada pusat kekuatan, yaitu : timur (matahari terbit: lambang sumber kehidupan), utara (gunung: lambang tempat tinggal para dewa, tempat roh/kematian), barat (matahari terbenam : turunnya keberuntungan) selatan (zenit:puncak segalanya). Awalnya jenis motif ini diperuntukkan bagi keluarga kerajaan yang diharapkan seorang raja dapat menjadi pemimpin sekaligus pelindung bagi rakyatnya. Namun, kini motif tersebut dapat digunakan oleh siapa saja dan memiliki makna tambahan suci dan murni.
- Motif Ceplok, Grompol
Motif Ceplok memiliki berbagai macam desain geometris, biasanya berdasar pada bentuk bunga mawar yang melingkar, bintang ataupun bentuk kecil lainnya, membentuk pola yang simetris secara keseluruhan pada kain batik yogyakarta. Sedangkan, Grompol dalam kosakata Jawa memiliki arti berkumpul atau bersatu. Melambangkan harapan orang tua akan semua hal yang baik berkumpul, yaitu rejeki, kerukunan hidup, kebahagiaan, dan ketentraman untuk kedua mempelai dan keluarga pengantin. Selain itu, grompol juga bermakna harapan, supaya kedua mempelai dapat berkumpul menjadi satu atau untuk mengingat keluarga besarnya saat ke mana pun mereka pergi. Harapan yang lain adalah agar semua sanak saudara dan para tamu undangan dapat menyatu sehingga pesta pernikahan berjalan meriah.
- Motif Parang
Motif Parang adalah motif batik keris atau pola pedang. Parang merupakan salah satu motif batik paling kuat dari motif batik lain yang ada. Motif parang berupa garis-garis tegas yang disusun secara diagonal paralel. Terdapat berbagai jenis motif batik Parang, seperti Parang Rusak, parang Barong, Parang Kusuma, Parang Pamo, Parang Klithik, dan Lereng Sobrah. Karena penciptanya adalah seorang pendiri Keraton Mataram, maka oleh kerajaan, motif-motif parang tersebut hanya boleh dipakai oleh raja dan keturunannya dan tidak boleh dipakai oleh rakyat biasa. Jenis batik itu kemudian dimasukkan sebagai kelompok “batik larangan”.
- Motif Geblek Renteng
Motif Geblek Renteng merupakan motif khas Kulon Progo. Geblek adalah ikon dari Kabupaten Kulon Progo, yang menjadi motif batik Jogja. Di antara motif geblek, terdapat lambang Binangun yang digambarkan sebagai kuncup bunga yang akan mekar, memiliki makna bahwa Kulon progo merupakan daerah yang sebentar lagi akan mekar menjadi permata indah dari pulau Jawa. Di sampingnya terdapat motif buah manggis yang merupakan flora khas Kulon Progo. Ketiga motif tersebut dibuat dengan pola naik turun sebagai lambang bahwa alam di Kulon Progo sangat bervariasi, mulai dari pegunungan, dataran tinggi, dataran rendah dan pantai.
- Motif Lereng
Dikutip dari laman Batik tulis, motif Lereng adalah pola baris diagonal di antara motif parang. Terdapat banyak pola yang hanya berupa deretan garis diagonal sempit dipenuhi dengan seluruh lereng dari pola kecil. Batik motif lereng merupakan salah satu pola lama yang disediakan untuk keluarga kerajaan. Salah satu motif lereng yang sering ditemui adalah udang liris (hujan ringan). Motif lereng melambangkan kesuburan, harapan untuk kemakmuran, tekad, untuk memiliki keberanian untuk melaksanakan apa yang penting bagi bangsa dan rakyat.
Itulah beberapa perbedaan antara batik Jogja dan batik Solo. Bagi Anda yang membutuhkan jasa sewa mobil dan driver di Surabaya, Prioritas Sarana Transport merupakan solusinya. Silahkan hubungi marketing Prioritas Sarana Transport melalui whatsapp atau langsung hubungi nomor 0813-3285-5252.
Sumber : www.detik.com