Madiun adalah salah satu kota yang terletak di Provinsi Jawa Timur. Madiun dikenal sebagai Kota Brem. Brem merupakan makanan khas Madiun yang terbuat dari hasil fermentasi beras ketan. Brem biasanya dijadikan oleh-oleh karena memiliki cita rasa yang unik dan lezat.

Brem memiliki bentuknya persegi panjang, berwarna putih gading. Seiring dengan perkembangan zaman, bentuk dan varian rasa brem Madiun mengalami perubahan. Varian rasa brem terdiri dari rasa coklat, strowberry, melon, durian, anggur, jeruk, kopi, mocca, capucino, blackforest, jahe, apel, lychee, blueberry, graple, kiwi dan markisa stroberi, cokelat, jeruk, melon hingga durian.

Untuk warnanya pun beraneka ragam mulai dari merah, merah muda, hijau hingga keunguan. Sedangkan bentuknya mulai persegi panjang dan pipih seperti lempengan balok. Saat ini banyak brem berbentuk seperti permen dengan bentuk-bentuk kecil.

Baca Yuk:  Liburan sambil Belajar di Wisata Tawangmangu: Rumah Atsiri Indonesia

Asal-Usul Brem

Brem sebenarnya berasal dari dua desa yang saat ini dikenal sebagai Desa Kaliabu dan Desa Bancong, di Kabupaten Madiun. Pada zaman kolonial Belanda, brem dianggap sebagai makanan orang desa yang cukup mewah.

Sehingga hanya kalangan tertentu yang dapat menikmati makanan tersebut. Bahkan, orang-orang desa banyak memilih makan nasi atau makanan berkarbohidrat daripada makan brem karena tidak mengenyangkan perut.

Dikutip dari laman Indonesia Kaya, kata brem diambil dari proses pembuatannya dengan memeram bahan-bahan selama tujuh hari. Durasi yang panjang dalam proses pengeraman tersebut kemudian diartikan dalam bahasa Jawa sebagai prem, yang berubah menjadi brem.


Cara Pembuatan Brem

Pembuatan brem awalnya dari beras ketan yang telah dicuci sampai bersih dan dikukus selama 20 menit, dicuci lagi, lalu kembali dikukus selama 1.5 jam. Proses ini merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi tingkat kecerahan warna brem yang dihasilkan.

Baca Yuk:  Kuliner Boyolali: Asal-Usul Tongseng Kambing yang Sangat Menggugah Selera

Setelah matang, nasi ketan diletakkan di atas kain hingga dingin. Setelah benar-benar dingin, ragi ditambahkan ke nasi ketan untuk proses fermentasi. Jika ragi ditambahkan pada nasi ketan yang masih hangat, hal ini akan menyebabkan rasa brem menjadi asam.

Kemudian nasi ketan disimpan dalam wadah kemudian ditutup rapat selama tujuh hari hingga berubah menjadi tape ketan yang bertekstur lebih lunak dan berair. Air tersebut merupakan bahan dasar untuk membuat brem. Tape ketan akan diperas menggunakan mesin untuk mengeluarkan airnya hingga berkurang. Selanjutnya, air tersebut akan disaring kembali untuk memperoleh kejernihan yang lebih baik.

Setelah itu, air tape direbus sampai air dan sarinya terlihat terpisah. Kemudian, adonan diaduk selama beberapa jam menggunakan mesin hingga mencapai konsistensi pasta. Setelah adukan semakin kental, pasta dapat dibentuk sesuai keinginan, biasanya dalam bentuk persegi panjang pipih atau bulat pipih. Terakhir, brem dijemur atau dipanggang hingga kering sebelum dikemas.

Baca Yuk:  Menjelajah Keindahan Wisata Bali: Monkey Forest Ubud

Bagi Anda yang ingin berburu makanan khas Madiun yang satu ini, kami merekomendasikan sewa mobil terbaik untuk mendukung perjalanan Anda selama di Madiun. Prioritas Sarana Transport menyediakan layanan jasa sewa mobil dan driver professional di Surabaya. silakan hubungi marketing kami melalui whatsapp atau langsung hubungi nomor 0813-3285-5252.

Sumber : www.kompas.com


Tags : ,

Artikel Sebelumnya : «
Artikel Selanjutnya :